Karna skripsi saya membahas
tentang kebijakan dividen. So, saya jadi banyak membaca tentang dividen dari
beberapa sumber literatur dan jurnal penelitian terdahulu. Dan dari yang saya
baca, setiap penulis memberikan argumen masing2 tentang kebijakan dividen.
Beberapa teori juga memberikan argumen masing2 mengenai kebijakan dividen dari
berbagai sudut pandang.. Okay, here the arguments..
Abdul Kadir (2010)
Tingkat pengembalian investasi
berupa pendapatan dividen tidak mudah diprediksi. Kebijakan dividen adalah
kebijakan yang sulit dan dilematis bagi manajemen perusahaan (bikin manajemen
jadi galau,, hee..). Kebijakan dividen dianalogikan sebagai sebuah puzzle yang
berkelanjutan. Penetapan jumlah yang tepat untuk dibayarkan sebagai dividen
adalah sebuah keputusan finalsial yang sulit bagi pihak manajemen. Keputusan
suatu perusahaan mengenai dividen terkadang diintegrasikan dengan keputusan
pendanaan dan keputusan investasinya. Keputusan manajemen perusahaan menahan
laba dengan pembagian dividen rendah mungkin disebabkan karena manajemen sangat
concern tentang kelangsungan hidup perusahaan, melakukan penahanan
laba (retained earning) untuk melakukan ekspansi atau membutuhkan kas
untuk operasi perusahaan.
Amalia (2011),
Kebijakan
dividen merupakan kebijakan yang sulit karena pihak perusahaan harus memutuskan
apakah harus membagikan bagian keuntungan kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen ataukah menahannya dan jika akan dibagikan sebagai dividen, berapa
besar bagian keuntungan yang akan dibagikan sebagai dividen tersebut (galau
lagi kan.. hee). Semakin tinggi dividen yang dibayarkan, maka investor /
pemegang saham akan semakin diuntungkan tapi di sisi lain akan memperkecil laba
ditahan, dan makin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi sehingga
tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah untuk masa mendatang.
Brigham dan Houston (2001),
Jika
perusahaan menaikkan DPR maka harga saham akan naik Hal ini dikarenakan
kebijakan dividen dapat memberi kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut
mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Arsanda (2011),
tetapi sebaliknya jika dividen yang dibayarkan semakin kecil maka akan
merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal finansial perusahaan
semakin kuat karena semakin banyak jumlah laba yang ditahan.
Robert
Ang (1997),
Investor
umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan
stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan,
sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.
Teori agensi,
Jika
laba (profit) tidak dibagikan kepada pemegang saham, laba tersebut mungkin akan
dialokasikan pada proyek-proyek yang kurang menguntungkan (unprofitable
projects) sehingga menguntungkan manajemen perusahaan atau mungkin digunakan
untuk keperluan personal. Dengan kata lain pemegang saham lebih menyukai
dividen dari pada laba yang ditahan (retained earnings).
Teori
signalling
Dividen
dianggap sebagai signal bagi investor karena menggambarkan prospek
perusahaan di masa mendatang. Dividen diasumsikan sebagai
informasi yang didistribusikan secara asimetri antara manajer dan investor,
dimana manajer memiliki informasi yang lebih besar daripada investor
(memungkinkan para manajer untuk memanipulasi akrual.. bahaya eyy). Dividen yang
dijadikan signal dan transmitter of information dapat membantu partisipan pasar
untuk menilai kinerja perusahaan. Dividen sebagai signal bagi pihak luar
mengindikasikan bahwa kebijakan dividen mengandung banyak informasi bagi
investor sehingga berpengaruh terhadap harga saham.Tetapi ada argumen lain yang
lebih masuk akal yaitu dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan atau
penurunan harga, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkat atau
menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham
(masuk akal juga).
Lintner
(1956),
Perusahaan-perusahaan
secara umum mengikuti proses yang adaptif dalam kebijaksaanan dividennya. Pihak
perusahaan cenderung tidak menurunkan jumlah dividen yang dibayarkan. Bahkan
mereka cenderung masih mendistribusikan dividen seperti pada periode-periode
sebelumnya walaupun perusahaan tersebut mengalami penurunan laba bersih. Di
samping itu pihak perusahaan cenderung meningkatkan dividen bila yakin terjadi
peningkatan yang permanen atas laba bersihnya.
Atika
Jauhari Hatta (2002),
Berkaitan
dengan kebijakan deviden, terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling
berbeda kepentingan, yaitu antara kepentingan pemegang saham, pemegang
obligasi, dan pihak perusahaan itu sendiri. Besar kecilnya deviden yang akan
dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan deviden dari masing-masing
perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan.
Litzenberger dan Ramaswamy (1979),
Semakin
tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut
akan semakin rendah. Hal ini didasarkan pada pemikiran jika capital gain
dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada pajak atas deviden,
maka saham yang memiliki pertumbuhan yang tinggi akan menjadi lebih menarik dan
lebih banyak diminati. Berkaitan dengan clientile effect, terdapat
dua kelompok investor, yaitu investor yang lebih menyukai untuk memperoleh
pendapatan saat ini dalam bentuk pembagian deviden, namun ada pula investor
yang menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka, karena investor
ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi. Dengan adanya dua kelompok
tersebut, maka ada kecenderungan perusahaan untuk enggan melakukan perubahan
kebijakan deviden. Hal ini disebabkan perubahan kebijakan deviden akan
mengakibatkan beberapa investor akan menjual sahamnya, dan sebagai akibatnya
harga saham akan mengalami penurunan.
Teori stakeholder Cornell dan Shapiro
Tingkat
dari net operating income dari perusahaan dapat dipengaruhi oleh keputusan finansial,
seperti rasio pembayaran deviden (deviden-payout ratio). Dengan kata lain kas
yang seharusnya digunakan untuk investasi dan nantinya akan memperbesar net
operating income perusahaan, akan menjadi berkurang jumlahnya jika digunakan
untuk membayar deviden.
Brigham
dan Gapenski (1999),
Setiap
perubahan dalam kebijakan dividen akan memiliki dua dampak yang
berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua kepentingan cadangan akan
terabaikan. Sebaliknya jika laba ditahan semua maka kepentingan pemegang saham
akan uang kas akan terabaikan juga.
Saxena
(1999),
Isu
tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan antara lain: Pertama,
perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak
luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting
pada struktur permodalan perusahaan.
Dharmastuti,
Stella, dan Eviyanti (2003),
Dalam
menetapkan kebijakan dividen, seorang manager keuangan menganalisis sampai
seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan sendiri yang akan dilakukan
oleh perusahaan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini mengingat bahwa hasil
operasi yang ditanamkan kembali dalam perusahaan sesungguhnya adalah dana pemilik
perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen. Oleh sebab itu, atas dasar
pertimbangan antara risiko dan hasil, perlu diputuskan apakah lebih baik hasil
operasi tersebut dibagikan saja sebagai dividen ataukah ditanamkan kembali
dalam bentuk laba ditahan, yang merupakan sumber dana permanen yg perlu
dipertimbangkan pemanfaatannya dalam perluasan & pengembangan usaha
perusahaan.
Junaidi
(2008),
Meningkatnya
jumlah dividen yang dibayarkan secara tunai akan mengakibatkan rendahnya
kemampuan likuiditas perusahaan untuk membiayai operasi. Oleh karena itu
diperlukan opsi lain pembayaran dividen dalam bentuk saham atau bentuk aktiva
lainnya selain kas.
Teori Residual
Menurut
teori residual dividen, perusahaan akan membayarkan dividen kepada
pemegang saham hanya jika perusahaan tersebut sudah tidak
mempunyai kesempatan melakukan suatu investasi yang menguntungkan, dalam
hal ini net present value yang positif.
Menurut
Hanafi (2004)
Alasan
lain pembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan
lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi
target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut
bisa membayarkan deviden, dan sekaligus dapat membuat senang pemegang
saham (intinya pemegang saham suka klo ada pemasukan dari investasinya walopun
kecil).
(Akuisisi adalah bentuk pengambil
alihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi sehingga mengakibatkan
berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut. Biasanya pihak
pengakuisisi memiliki ukuran yang lebih besar dibanding dengan pihak yang
diakuisisi.)
Menurut Damayanti dan Achyani (2006)
Pada
umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen
maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya
pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan
yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Selanjutnya dividen
diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada
capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian
investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividen
daripada capital gain.
So
kesimpulannya.. kebijakan dividen menjadi hal sangat penting bagi perusahaan.
yah karna kebijakan dividen ini menjadi sinyal bagi investor mengenai kondisi
perusahaan. Sehingga bagi manajer perusahaan maupun para investor perlu
melakukan analisis terhadap kebijakan dividen dengan melihat dari rasio2 keuangan yang berpengaruh terhdp dividend policy. Dari skripsi yang saya buat, saya meneliti rasio PER dan PBV. En final resultnya bahwa rasio keuangan yang sangat berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio adalah PER yang mengandung informasi mengenai Earning per Share perusahaan. Gimana ga ngaruh coba.
Perhitungan DPR aja dihitung dari dividend per share dibagi Earning per
Share. Jelas ngaruh kan?? hehehe... jadi maksud hasil penelitian dalam skripsi
saya itu, bahwa sesungguhnya.. dengan melihat EPS bisa bantu manajer perusahaan
buat bikin keputusan kebijakan dividen (DPR) dan bantu investor untuk melihat
kewajaran dividen yang dibagikan. Dengan melihat PER maka diketahui bahwa perusahaan memiliki EPS yang bagus atau mengalami peningkatan yang juga brarti perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa mendatang (as signalling theory),, so
patut buat dipertahanin sahamnya. Sekian. Viss..