yuk belajar akuntansi semangat semangat \(^0^)/

Sabtu, 28 April 2012

Akuntansi Komparatif I


Present By: 
KELOMPOK 2 (Aulia Hasanah, Indah K. Dewi, Resty Agustina)

A. SISTEM AKUNTANSI DI BEBERAPA NEGARA MAJU
Standar Akuntansi adalah regulasi aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Dapat dikatakan standar akuntansi merupakan hasil dari penetapan standar, meskipun praktiknya tidak sesuai dengan standar.
Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak sesuai dengan standar yaitu :
  1. Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif. Perusahaan tidak selalu mengikuti standar-standar yang ada jika tidak dipaksa.
  2. Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
  3.  Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik.
  4.  Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dan bukan untuk laporan konsolidasi.
Penetapan standar akuntansi melibatkan gabungan kelompok sektor swasta yang meliputi profesi akuntansi, pengguna dan penyusun laporan keuangan, para karyawan dan kelompok publik yang meliputi badan-badan seperti otoritas pajak, kementrian yang bertanggungjawab atas hukum komersial dan komisi pasar modal. Pasar saham yang merupakan sektor swasta atau publik (tergantung negaranya) juga mempengaruhi proses tersebut dan bisa berada pada pihak sektor umum atau swasta, bergantung pada negaranya. Peran dan pengaruh kelompok-kelompok ini dalam menyusun standar akuntansi berbeda di setiap negara. Hal ini yang menjelaskan mengapa standar akuntansi berbeda di seluruh dunia.
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan, Akuntansi sesuai sistem hukum suatu negara diklasifikasikan menjadi 2, yaitu akuntansi hukum umum dan hukum kode. Akuntansi atas kewajaran penyajian biasanya dihubungkan dengan negara hukum umum, sedangkan akuntansi pemenuhan legal biasanya ditemukan dalam negara hukum kode. Perbedaan ini berlaku dalam susunan standar, dalam sektor swasta cukup berpengaruh dalam kewajaran penyajian di negara hukum umum. Sedangkan sektor publik relatif lebih berpengaruh pada pemenuhan legal di negara hukum berkode. Audit menyejajarkan sistem hukum dan peran serta tujuan pelaporan keuangan. Profesi auditing cenderung dapat mengatur sendiri di negara-negara yang menganut penyajian wajar (khusus yang dipengaruhi Inggris) dan auditor lebih dapat melakukan pertimbangan apabila tujuan audit adalah untuk melakukan atestasi terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan. Sedangkan di negara hukum kode, profesi auditing cenderung diatur oleh negara karena tujuan utama audit adalah memastikan bahwa catatan dan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum.

B. ENAM SISTEM AKUNTANSI NASIONAL
1. Prancis
Prancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (Undang-Undang Akuntansi Nasional) resmi yang pertama pada bulan September 1947. Sebuah ketentuan yang telah direvisi mulai berjalan pada tahun 1957. Revisi selanjutnya dari ketentuan tersebut dibuat pada tahun 1982 dibawah pengaruh Fourth Directive Uni Eropa. Pada Tahun 1986, rencana tersebut diperluas untuk melaksanakan persyaratan Seventh Directive Uni Eropa terhadap laporan keuangan konsolidasi dan direvisi lagi pada tahun 1999.
          Plan Comptable General berisi:
·      Tujuan dan prinsip akuntansi serta pelaporan keuangan
·      Definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban
·      Aturan-aturan valuasi (penilaian) dan pengakuan
·   Daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya yang telah distandarisasi
·      Contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya

     Akuntansi di Prancis sangat terkait dengan kode sehingga sangat mungkin melewatkan fakta bahwa legislasi hukum komersial (Code de Commerce) dan hukum pajak sebenarnya menentukan banyak praktek akuntansi dan pelaporan keuangan di Prancis. Dasar utama aturan akuntansi adalah Hukum Akuntansi 1983 dan Dekrit akuntansi 1983 yang memuat Plan Compatible General wajib digunakan seluruh perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki manual akuntansi. Undang-undang komersial dalam Code de Commerce memiliki ketentuan akuntansi dan laporan yang luas. Persediaan aset dan utang tahunan diperlukan. Tinjauan yang baik dan benar untuk laporan keuangan harus diberikan, dan catatan akuntansi tertentu diberikan peranan khusus dalam kelanjutan hukum tertentu. Catatan akuntansi, yang secara hukum memberikan bukti dan verifikasi dianggap sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.
     Setiap perusahaan harus memuat sebuah panduan akuntansi jika dianggap perlu untuk memahami dan mengatur proses akuntansi. Pada tingkat minimum, panduan tersebut meliputi grafik keuangan dan penjelasan tentang keseluruhan sistem akuntansi, deskripsi semua prosedur pengolahan dan pengaturan data, sebuah pernyataan komprehensif tentang prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari laporan keuangan tahunan dan prosedur yang digunakan dalam mandat akuntansi persediaan tahunan. Undang-undang perpajakan juga sangat mempengaruhi akuntansi di prancis. Pengeluaran bisnis bisa dikurangi untuk pajak hanya jika benar-benar dibukukan dan dituliskan dalam laporan keuangan  tahunan.
     Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan. Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan pelaporan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan internasional (IFRS). Alasannya, banyak perusahaan multi-nasional dari Perancis yang mencatat sahamnya di luar negeri.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Lima organisasi utama yang terlibat dalam proses penetapan standar di Prancis adalah:
1.    Counseil National de la Comptabilite atau CNC (Badan Akuntansi Nasional)
2.    Comite de la Reglemetation Comptable atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi)
3.    Autorite des Marches Financiers atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
4.    Ordre des Experts-Comptables atau OEC (Institut Akuntan Publik)
5.    Compagnie Nationale des Commissaires aux Comptes atau CNCC (Institut Nasional Undang-Undang Auditor)

     CNC mengonsultasikan masalah-masalah akuntansi yang memerlukan regulasi, tapi tidak memiliki kekuatan pengaturan atau pelaksanaan. Sebagian besar pekerjaan teknis CNC dilakukan oleh komite dan staf anggota CNC. Penunjukan dalam CNC sangat bergengsi dan rekomendasinya sangat berbobot. Oleh karena kebutuhan akan cara penyediaan otoritas pengaturan yang luwes dan cepat untuk standar akuntansi, CRC didirikan pada tahun 1998. CRC mengubah peraturan dan rekomendasi CNC menjadi regulasi yang mengikat. CRC memiliki kekuatan pengaturan yang sebenarnya.
     Perusahaan-perusahaan Prancis secara tradisional kurang bergantung pada pasar modal daripada sumber-sumber keuangan lainnya. AMF mengawasi masalah-masalah pasar yang baru dan operasi modal regional dan nasional. AMF memiliki otoritas untuk mengeluarkan aturan laporan dan pengungkapan tambahan untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
          Di Prancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu telah terpisah. Akuntan dan auditor Prancis diwakili oleh kedua lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang yang menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut. Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan keduanya mewakili Prancis di IASB.

Laporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini :
1.    Neraca
2.    Laporan laba rugi
3.    Catatan atas laporan keuangan
4.    Laporan direktur
5.    Laporan auditor
     Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga harus menyiapkan dokumen yang terkait dengan pencegahan kebangkrutan usaha dan sebuah laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di Prancis.
     Ciri utama pelaporan di Prancis adalah ketentuan mengenai penulisan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang meliputi hal-hal berikut :
•  Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang digunakan (misalnya kebijakan akuntansi)
•  Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
•  Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
•  Detail provisi
•  Detail revaluasi yang dilakukan
•  Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
•  Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
•  Jumlah komitmen pensiun dan kepentingan pengunduran diri lainnya
•  Detail pengaruh pajak pada laporan keuangan
•  Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
•  Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis

Pengukuran akuntansi
Perusahaan-perusahaan Prancis yang terdaftar mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka dan perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar juga mempunyai pilihan ini. Namun semua perusahaan Prancis harus mengikuti regulasi tetap dari ketentuan pada tingkat perusahaan pribadi. Akuntansi untuk perusahaan pribadi merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung penghasilan wajib pajak.
     Aset-aset berwujud biasanya dihitung berdasarkan nilai perolehan. Aset-aset tetap didepresiasikan menurut ketentuan pajak menggunakan metode garis lurus atau saldo menurun. Persediaan harus dihitung pada nilai terendah atau nilai yang dapat dicapai dengan menggunakan metode FIFO atau metode rata-rata tertimbang.

2. Jerman
Iklim akuntansi Jerman terus berubah sejak akhir Perang Dunia II. Pada masa itu, akuntansi bisnis menekankan daftar akun nasional dan seksional (seperti di Prancis). Commercial Code menetapkan beragam prinsip tentang pembukuan yang rapi dan audit yang mandiri. Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh, kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum Jerman melalui UU Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985.
          Karakteristik fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman adalah ketergantungannya terhadap anggaran dasar dan keputusan pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami akuntansi di Jerman, seseorang harus merhatikan HGB (German Commercial Code) dan kerangka hukum kasus yang terkait.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan standar akuntansi keuangan sebagaimana yang dipahami di negara-negara berbahasa Inggris. Undang–undang tentang pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan untuk mengakui badan swasta yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut :
·      Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
·      Memberikan nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
·      Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional, Seperti IASB.
German Accounting Standards Committee (GASC) didirikan tidak lama setelahnya dan selanjutnya diresmikan oleh Menteri Kehakiman sebagai otoritas penyusun standar Jerman. GASC mengawasi German Accounting Standards Board (GASB) yang melakukan pekerjaan teknis dan mengeluarkan standar akuntansi. Sistem penyusunan standar akuntansi Jerman secara umum sama dengan sistem yang digunakan di Inggris dan Amerika Serikat dan sama dengan IASB. Namun standar GASB merupakan rekomendasi otoriter yang hanya berlaku untuk laporan keuangan gabungan. Semenjak pendiriannya, GASB telah mengeluaran German Accounting Standards (GAS). Pada tahun 2003, GASB menerapkan strategi baru yang menyejajarkan program kerjanya dengan upaya IASB untuk mencapai sebuah pemusatan standar akuntansi global. Perubahan ini mengakui adanya persyaratan Uni Eropa untuk IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
          Financial Accounting Control Act (Bilkog) didirikan pada tahun 2004 untuk meningkatkan kepatuhan persyaratan laporan keuangan Jerman dan IFRS oleh perusahaan-perusahaan terdaftar. Undang-undang tersebut membuat dua susunan sistem pelaksanaan. Dewan sektor swasta (Financial Reporting Enforcement Panel) dan dewan pengaturan sektor publik (Federal Financial Supervisory Authority). Akuntansi publik resmi di Jerman disebut Wirtschaftprufer (WPs) atau pemeriksa perusahaan. Dengan standar internasional, profesi audit (akuntansi) Jerman adalah kecil. Accounting Act tahun 1985 memperluas persyaratan audit untuk lebih banyak perusahaan. Hasilnya, dewan auditor susunan kedua dibentuk. Orang-orang ini dikenal dengan pemeriksa buku sumpah (Vereidigte Buchprufer), hanya diizinkan untuk mengaudit perusahaan kecil dan menengah. Laporan audit Jerman lebih menekankan pada kepatuhan persyaratan daripada tinjauan yang baik dan benar.

Laporan Keuangan
Undang–Undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Catatan atas laporan keuangan
4. Laporan manajemen
5. Laporan auditor
          Keistimewaan sistem laporan keuangan di Jerman adalah adanya laporan secara pribadi dari auditor kepada dewan direktur pengelola perusahaan dan dewan pengawas perusahaan, untuk tujuan konsolidasi, seluruh perusahaan dalam kelompok tersebut harus menggunakan prinsip akuntansi dan penilaian yang sama. Laporan ini mengomentari prospek masa depan perusahaan, khususnya mengenai faktor-faktor yang bisa mengancam kelangsungan usaha. Laporan ini merupakan informasi perusahaan dan tidak diberikan untuk pemegang saham.
            Semua perusahaan, bukan hanya yang terdaftar, bisa menggunakan IFRS dalam menyusun laporan keuangan gabungan mereka. Namun, laporan keuangan perusahaan pribadi harus mengikuti persyaratan HGB. Perusahaan memiliki pilihan untuk mengeluarkan laporan keuangan perusahaan pribadi menurut IFRS untuk tujuan informasional.

Pengukuran Akuntansi
GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal laporan keuangan konsolidasi, menurut GAS 4, metode revaluasi harus digunakan, sedangkan aktiva dan kewajiban yang diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi nilai wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi goodwill. Goodwill diamortisasi selama masa tidak lebih dari 20 tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap tahunnya.
          Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perusahaan–perusahaan Jerman sekarang dapat memilih untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman sebagaimana dijelaskan di atas, standar akuntansi internasional, atau GAAP AS. Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan dalam praktik dan para pembaca laporan keuangan Jerman harus berhati-hati untuk mencari tahu standar akuntansi manakah yang digunakan.

3. Jepang
Akuntansi dan laporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional. Untuk memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan–perusahaan Jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain. Keterhubungan daerah investasi industri konglomerat raksasa ini disebut sebagai keiretsu. Bentuk bisnis keiretsu telah ditransformasi saat Jepang mengambil alih perbaikan struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti “pergerakan ekonomi” Jepang juga disebabkan oleh review standardisasi laporan keuangan Jepang.
          Akuntansi “Big Bang” mulai ditunjukan di akhir tahun 1990-an untuk menciptakan perekonomian Jepang yang sehat sehingga perusahaan menjadi lebih transparan dan membawa jepang ke arah standardisasi sosial.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga badan hukum: undang-undang perusahaan (company law), undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange law), undang-undang pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax law). Ketiga badan hukum ini saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain. Praktisi terkemuka Jepang menggambarkan situasi tersebut sebagai “sistem legal triangular”.
          Kepemilikan perusahaan publik harus memenuhi persyaratan lanjutan dari undang-undang pertukaran dan sekuritas (SEL), yang diatur oleh Financial Services Agency (FSA). SEL dibentuk setelah Securities Act AS bekerja pada perang dunia II. Tujuan utama SEL adalah untuk menyediakan informasi bagi pembuat keputusan investasi. Hingga kini terdapat lembaga penasihat khusus terhadap FSA yang bertanggung jawab mengembangkan standardisasi pembukuan berdasarkan SEL. Lembaga tersebut adalah Business Accounting Deliberation Council (BADC), sekarang menjadi Business Accounting Council (BAC).
          Perubahan besar muncul pada tahun 2001 dengan dibentuknya Accounting Standards Board of Japan (ASBJ). ASBJ memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan standardisasi pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan IFRS untuk menghilangkan perbedaan yang ada antara IFRS dengan standardisasi pembukuan Jepang. Standardisasi pembukuan Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh karena itu, triangulasi standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang.

Laporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut undang-undang perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba rugi
3. Laporan atas perubahan ekuitas pemegang saham
4. Laporan Bisnis
5. Jadwal terkait
Catatan yang melengkapi neraca dan laporan laba rugi menggambarkan kebijakan akuntansi dan menyediakan tambahan lain, seperti pada negara-negara lain. Laporan bisnis berisikan ringkasan sistem bisnis dan pengendalian internal mereka, serta informasi mengenai operasional, posisi keuangan, dan hasil operasional. Beberapa jadwal pendukung berisi informasi yang disiapkan untuk satu tahun pada dasar induk perusahaan dan diaudit oleh auditor yang berwenang.

Pengukuran Akuntansi
undang-undang perusahaan mewajibkan perusahaan perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya. Metode penyatuan saham (polling in interest) untuk bisnis gabungan digunakan pada situasi tertentu saja dimana tidak ada perusahaan yang mengontrol perusahaan lainnya. Goodwill dihitung dengan dasar harga pasar aset bersih yang didapatkan dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun. Aset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi yang berkenaan dengan hukum perpajakan. Metode declining-balance (saldo menurun) merupakan metode depresiasi yang paling umum. Aset bersih juga diuji dengan penurunan nilai.

4. Belanda
Akuntansi Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan persyaratan laporan keuangan yang cukup bebas tapi standar praktik profesional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Laporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah. Inggris dan Amerika Serikat telah memengaruhi akuntansi Belanda seperti negara-negara Benua Eropa lainnya.
          Akuntansi di Belanda dianggap sebagai sebuah cabang ekonomi bisnis. Akibatnya banyak pemikiran ekonomi yang dicurahkan untuk topik-topik akuntansi dan khususnya pada pengukuran akuntansi. Jadi pemikiran akademis memiliki pengaruh besar dalam praktik yang berjalan. Belanda juga menerima pemikiran asing atau ide-ide dari luar.
          Belanda merupakan salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan laporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam menentukan praktik yang bisa diterima. Belanda juga merupakan rumah bagi beberapa badan usaha multinasional besar dunia seperti Philips, Royal Dutch Shell dan Unilever. Perusahaan-perusahaan ini telah terdaftar secara internasional sejak tahun 1950-an dan telah dipengaruhi oleh akuntansi luar negeri (Inggris dan AS).

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Regulasi Akuntansi di Belanda bersifat liberal hingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan (Act on Annual Financial Statements) diberlakukan, Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit wajib. Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan kelompok Studi Akuntansi Tiga Pihak (Tripartie Accounting Study Group) yang digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan pada Tahun 1981. Undang-undang tersebut dikembangkan oleh legislasi pada tahun 1983 untuk menyesuaikan dengan EU Fourth Directive, selanjutnya dikembangkan lagi pada tahun 1988 untuk menyesuaikan dengan EU Seventh Directive.
          Dutch Accounting Standards Board (DASB) mengeluarkan pedoman pada prinsip akuntansi yang dapat diterima (tidak diterima) secara umum, Dewan tersebut memiliki anggota berasal dari tiga kelompok yang berbeda, yaitu:
1.    Penyusunan laporan keuangan (perusahaan)
2.    Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan analis keuangan)
3.    Auditor laporan keuangan (Institut Akuntansi Terdaftar Belanda atau NIvRA)
          DASB merupakan organisasi swasta yang didanai oleh bantuan dari komunitas bisnis dan profesi audit. Aktivitasnya diatur oleh Foundation for Annual Reporting (FAR). DASB menggunakan kerangka kerja konseptual yang merupakan translasi dari kerangka kerja IASB. Aturan akuntansi yang bisa dilaksanakan secara hukum yaitu aturan yang diterapkan dalam keputusan laporan keuangan dan akuntansi dari undang-undang sipil Belanda.
          Audit merupakan sebuah profesi dengan aturan sendiri di Belanda. Dewan pengaturnya adalah Netherlands Institute of Register Accountants (NIvRA). Dewan ini bersifat otonomi dalam menyusun standar audit dan undang-undang profesionalnya yang kuat dalam menentukan keadaan hukumnya. NivRA dilibatkan dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi di Belanda. Dewan ini berpartisipasi dalam DASB dan komisi-komisi yang berurusan dengan perubahan undang-undang akuntansi dari undang-undang sipil.

Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan Belanda sangat seragam, laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan Keuangan harus memuat hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan-catatan
4. Laporan Direksi
5. Informasi lain yang direkomendasikan
          Sebuah laporan arus kas dianjurkan untuk disertakan dan sebagian besar perusahaan Belanda menyertakannya. Catatan harus menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam valuasi dan penentuan hasil dan pemikiran di balik setiap perubahan akuntansi. Laporan direktur membahas posisi keuangan menurut tanggal neraca dan kinerja selama masa keuangan tersebut. Laporan ini juga memberikan informasi tentang kinerja yang diharapka selama tahun keuangan yang baru dan komentar-komentar mengenai setiap kejadian pasca penyusunan neraca. Informasi lain yang direkomendasikan harus mencakup laporan auditor dan perkiraan keuntungan untuk tahun tersebut.

Pengukuran Akuntansi
Metode yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill merupakan selisih antara biaya akusisi dengan nilai wajar aset dan kewajiban yang dibeli. Selisih ini dikapitalisasi dan diamortisasi berdasarkan masa manfaat. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dalam izin penggunaan nilai lancar untuk aset berwujud seperti persediaan dan aset yang didepresiasi. Perusahaan–perusahaan yang menggunakan nilai lancar harus manyertakan informasi harga perolahan dalam catatannya.
          Karena perusahaan–perusahaan Belanda Memiliki Fleksibilitas dalam menerapkan aturan penghitungan, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan manipulasi penghasilan. Pos–pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam ekuitas pemegang saham.

5. Inggris
Akuntansi di Inggris berkembang sebagai sebuah ilmu tunggal, secara pragmatis merespons terhadap kebutuhan dan praktik bisnis. Sejak tahun 1970-an, sumber paling penting untuk pengembangan dalam undang-undang perusahaan adalah EU Directives, terutama Fourth dan Seventh Directive.
          Warisan akuntansi Inggris pada dunia sangatlah mendasar. Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi seperti yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga berasal dari Inggris.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Undang-undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
1.    Pendapatan dan beban harus disesuaikan dengan dasar akrual
2.    Aset dan kewajiban dalam setiap kategori aset dan kewajiban dinilai secara terpisah
3.    Prinsip konservatisme (kehati-hatian) diterapkan. Khususnya dalam pengenalan penghasilan yang didapat dan semua kewajiban dan kerugian yang ditemukan.
4.    Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun
5.    Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi

          Companies Act pada tahun 1985 menggabungkan dan memperluas legislasi lebih awal dan diubah pada tahun 1989 untuk mengakui EU Seventh Directive. Undang-undang ini mengharuskan adanya penggabungan laporan keuangan, walaupun penggabungan sudah merupakan praktik standar. Ketentuan hukum merupakan sesuatu yang umum dan memungkinkan adanya fleksibilitas dalam penerapan antar kasus.
          Susunan standar Inggris berkembang mulai dari rekomendasi prinsip-prinsip akuntansi hingga pada bentuk Accounting Standards Steering Committee pada tahun 1970 dan berubah nama menjadi Accounting Standards Committee (ASC). ASC meresmikan Statements on Standard Accounting Practice (SSAPs). Dearing Report, yang dikeluarkan tahun 1988, menyatakan ketidakpuasan dengan penyusunan standar yang ada. Companies Act pada tahun 1989 tidak hanya menggabungkan EU Seventh Directive tapi juga membuat rekomendasi dearing report. Undang-undang tahun 1989 membuat Financial Reporting Council. FRC menyusun kebijakan umum. Badan ini merupakan sebuah badan independen yang anggota-anggotanya diambil dari profesi akuntansi, industri dan lembaga keuangan.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
1. Laporan Direksi
2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan keseluruhan Laba dan Rugi
5. Laporan Kebijakan akuntansi
6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan Auditor
            Laporan keuangan harus memberikan pandangan yang adil dan benar mengenai keadaan dan keuntungan perusahaan. Untuk mencapai hal ini, informasi tambahan mungkin diperlukan, dan dalam keadaaan tertentu persyaratannya bisa dikesampingkan. Yang terakhir dikenal juga dengan “pengesampingan yang adil dan benar”.
            Laporan keuangan gabungan hanya diwajibkan untuk neraca perusahaan induk. Kendali perusahaan cabang  terjadi ketika perusahaan induk memiliki kekuasaan untuk menggunakan pengaruh atau kendali dominan pada perusahaan cabang, atau perusahaan induk dan cabang diatur dalam dasar yang sama. Keistimewaan lain laporan keuangan Inggris adalah bahwa perusahaan-perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari banyaknya kewajiban laporan keuangan. Secara umum perusahaan-perusahaan kecil dan menengah diizinkan untuk menyusun akun singkat dengan informasi minimum yang telah ditentukan sebelumnya. Dan kelompok ini dibebaskan dari penyusunan laporan keuangan gabungan.

Pengukuran Akuntansi
Inggris memperbolehkan adanya metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk Penggabungan usaha. Namun kondisi penggunaan metode merger begitu ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan. Dibawah metode akuisisi, goodwill dihitung sebagai selisih antara harga pasar dari uang yang dibayarkan dan harga pasar dari aset bersih yang diakuisisi. Goodwill diamortisasi dan dikapitalisasi selama kurang 20 tahun. Aset-aset bisa dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang atau gabungan keduanya. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar penghitungan yang digunakan untuk aset-aset yang mendasarinya. Persediaan dihitung berdasarkan nilai rendah atau nilai bersih yang dapat dicapai pada FIFO atau dasar biaya rata-rata.
          Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP. Jadi, inisiatif Uni Eropa pada tahun 2005 untuk perusahaan-perusahaan Inggris yang tidak terdaftar juga.

6. Amerika Serikat
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh badan sektor khusus Swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan/FASB), akan tetapi yang menjadi penyokong kewenangan terhadap standardisasi mereka adalah agensi kepemerintahan Securities dan Exchange Commission (SEC). Hingga tahun 2002, Institut Sertifikasi Akuntansi Publik Amerika (AICPA), sebagai badan khusus lainnya juga mengaudit standardisasi mereka. Pada tahun tersebut, Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) didirikan, dengan dewan yang berwenang untuk mengeluarkan regulasi audit dan auditor perusahaan publik.

Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Sistem yang dianut Amerika Serikat tidak memiliki persyaratan legal untuk publikasi mengenai laporan audit periodik keuangan. Perusahaan di Amerika Serikat dibentuk di bawah hukum negara, bukan hukum federal. Setiap negara bagian memiliki peraturan dasar perusahaan sendiri. Oleh karena itu SEC memiliki yuridikasi terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pertukaran stok AS serta perusahaan yang berdagang over-the-counter. Perusahaan yang memiliki keuangan terbatas tidak memiliki kewajiban persyaratan untuk laporan keuangan.
          FASB dibentuk pada tahun 1973 dan pada Desember 2006 telah mengeluarkan Laporan Standard Akuntansi Keuangan 158 (158 Statements of Financial Accounting Standards/SFASs). Tujuan SFASs adalah menyediakan informasi yang berguna untuk para investor. Penggunaan kerangka berfikir oleh FASB merupakan gambaran pengaturan standardisasi yang cukup signifikan di Amerika Serikat. Konsep laporan akuntansi keuangan (Statements of Financial Accounting Concept) seterusnya menjadi fundamental sebagai standar dasar akuntansi keuangan dan laporan.
          Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri dari seluruh standar akuntansi keuangan, peraturan, dan regulasi keuangan yang harus dipatuhi dalam menyusun laporan keuangan, laporan keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. SFASs merupakan komponen utama dari GAAP. Regulasi akuntansi dan audit tersebut mungkin lebih besar dan lebih detail secara substansi jika dibandingkan percampuran negara lainnya. Dengan alasan tersebut, FASB dan SEC mempertimbangkan untuk menggerakan GAAP AS dari standar berdasarkan aturan terhadap standar berdasarkan prinsip.


Laporan keuangan
Tipe laporan keuangan tahunan pada perusahaan besar di AS terdiri dari komponen berikut:
1.    Laporan manajemen
2.    Laporan auditor independen
3.    Laporan keuangan utama (laporan laba rugi, arus kas, laba komprehensif, perubahan ekuitas pemegang saham)
4.    Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
5.    Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan dampak kritis pada laporan keuangan
6.    Catatan atas laporan keuangan
7.    Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun
8.    Data kuartal terpilih
          Penggabungan laporan keuangan juga dibutuhkan, dan laporan keuangan AS yang dipublikasikan biasanya tidak berisi laporan parent-company-only (induk perusahaan). Peraturan penggabungan tersebut membutuhkan penggabungan seluruh anak perusahaan yang telah terkontrol. Laporan triwulan dibutuhkan untuk perusahaan yang terdaftar pada bursa saham utama. Laporan semacam ini biasanya hanya berisi laporan singkat saja, laporan keuangan yang belum diaudit serta ringkasan laporan manajemen.

Pengukuran Akuntansi
Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding. Penggabungan
Bisnis harus dihitung seperti sebuah pembelian. Goodwill dikapitalisasi sebagai selisih antara harga pasar yang dipertimbangkan dalam pertukaran dengan harga pasar dibawah aset bersih yang diperoleh. Amerika Serikat bergantung pada harga perolehan untuk menilai aset berwujud dan aset tidak berwujud. Penyesuaian nilai mata uang hanya diperbolehkan setelah ada penggabungan bisnis (dihitung sebagai pembelian). LIFO, FIFO, dan metode biaya rata-rata diperbolehkan dan telah digunakan secara luas untuk penetapan harga persediaan. Surat-surat berharga yang dapat dipasarkan memiliki nilai pasar jika surat-surat tersebut masuk dalam held-to-maturity dan dinilai pada harga perolehan.

Sumber : Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2010. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 6 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat.
http://syudas.blogspot.com/2010/03/sistem-akuntansi-di-beberapa-negara.html 

Question corner:
"Menurut anda negara mana yang memiliki potensi besar mengalami perkembangan dan berpengaruh pada akuntansi internasional?"
*Explanation by Aulia Hasanah
Negara yang paling berpotensi memiliki perkembangan adalah  Amerika Serikat. Karena GAAP dan FASB yang dibuat oleh Amerika Serikat sekarang digunakan sebagai standar dasar akuntansi keuangan dan pelaporan diseluruh dunia. (I like this argument)

*Explanation by Indah Nxanxuk
Terpilihnya ke 6 negara ini dalam akuntansi komparatif 1 adalah karena tiap2 negara ini memiliki keunggulan dan potensi lebih besar dari negara lainnya. Prancis terpilih karena negara inilah yang pertama kali menerbitkan Plan Comptible General, Jerman adalah negara pertama yang memasukan laporan auditor kedalam laporan keuangan, Jepang satu2nya negara yang praktik akuntansinya dipengaruhi oleh kuatnya kebudayaan dan menganut sistem keiretsu (adanya hubungan keterkaitan dan interaksi satu sama lain antar perusahaan-perusahaan besar di Jepang), Belanda adalah rumah bagi beberapa badan usaha multinasional besar, Inggris merupakan negara pertama yang mengembangkan profesi akuntansi, dan warisan akuntansi Inggris sangatlah mendasar. dan Amerika Serikat terpilih karena standar akuntansi yang dibuatnya dijadikan kiblat dalam penyusunan standar akuntansi dan pelaporan keuangan diseluruh dunia. Yang paling populer digunakan yaitu GAAP dan FASB.  (i got it from text book (^,^)>.....)

*Additional by Ms.Ferra Maryana, SE. AK.
Persamaan dari ke 6 negara ini adalah kesamaan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perkembangan akuntansinya yaitu sistem hukum. Sistem hukum yang umum digunakan ke 6 negara ini adalah hukum umum dan hukum kode. 

klo mo liad bahannya dalam bentuk powerpoint download az disini >> klik disini


Semoga Bermanfaat.. Amin.